About Me

atik a.k.a noe
---people seem to be normal until you get to know them---
Lihat profil lengkapku
" My Galery "

Selasa, 24 Februari 2009

Seketika,

Seketika,
mulai malas dgn tanda tanya,
berasa lelah dgn sejuta asa,
mimpi dan nyata saling berkejaran..
kalang kabut aku dibuatnya...
dituntut oleh melodrama hati dan kawanannya,
mengapa tak biarkan aku,
sedikit saja untuk bermimpi...
selalu saja,
hanya serupa awan putih di langit langit hatiku..
tak tersentuh juga...
lalu biarkanlah aku melukiskannya sendiri,
entah pada dinding hati yang mana...

Senin, 09 Februari 2009

Menanti

Sunyi,
bintang redup, hati sayup
mata hati terkatup
dimalam mengelana pekat
hati sayat-sayat
imaji menggeliat
terpahat dalam munajat
makin lama gundah makin menyampah
rintih, kelu kian letih
perih, sedih mendidih
dibalik punggungmu, lirih
masih...
hingga matahari...
menggariskan fajar,
menjinggakan senja,
sampai habis bulan sabit menusuk
masih saja kunanti,
pijaran lain sisiku.

Minggu, 08 Februari 2009

Biarkanlah Ami,


Begitu adzan memanggil, ia segera berlekas.. mengambil air wudhu, sehabis itu dia mengambil baju koko dan celana panjang, tak lupa peci.. dia berlari ke arahku atau ibu, meminta dipakaikan…setelah rapi ia bergegas ke masjid dekat rumah, bersama sang bapak dan saudara2nya yang lain…


Ia adalah anak remaja yang terperangkap dalam tubuh seorang bocah.. dialah, adikku..penderita down syndrome.. aku memanggil dia palabotak..karena kepalanya suka diplontos mirip Thiery Henry..terkadang juga dengan panggilan “Ami”.


Sudah beberapa bulan sholat dimasjid sudah menjadi rutinitasnya. tidak hanya sholat maghrib, tapi isya, dzuhur, ashar, kadang kadang subuh juga, ketika ia terjaga. Aku yang sudah “kaplak” masih saja ntar-ntaran. Tidak seperti ia…kadang kadang malah ami yang mengingatkanku, “ulu..ola lu…(ulu.. sholat ..). ya dia memanggil aku “ulu” sebenarnya maksud dia “nurul” tapi karena ada beberapa huruf yang gag bisa dia sebut, seperti S, R, N, dsb..jadilah dia memanggilku “ulu”…


Hari itu sepulang dari sholat maghrib, wajah bapak begitu murung. Jarang sekali aku melihat bapak murung. karena bapak adalah tipikal orang yang santai dan ceria. Kalau sekalinya diam..pasti ada apa apanya..Dan benar saja. bapak mendiskusikan sesuatu pada kami..Tentangnya…yang juga selalu menjadi tentang kita.


Adikku,

Kehadirannya dan semangatnya untuk melaksanakan sholat di masjid ternyata menjadi kerikil di hati beberapa jemaah. Terutama pemilik masjid dekat rumahku, yang membiayai pendirian masjid itu. Mereka tidak suka kalau adikku sholat dimasjid itu. Sudah lama jemaah merasa “pegah” dan meminta seseorang menyampaikan pada bapak supaya ami tidak usah ikut ke masjid lagi…mereka hanya bilang kalau mereka tidak suka ami sholat disana.


…………………………………………………………..

dia hanya memiliki sebagian dari kita miliki. Tapi apakah dari kita memiliki sebagian yang ia miliki..

Atau, apakah kekurangan darinya membuat ia selalu harus di bedakan?

Why does God create these beautiful and awesome brains if we don't use them?

………………………………………………………….


Adikku tidak pernah mengganggu jamaah. Ia sholat sebagaimana jemaah lain sholat. Selesai sholat pun ia selalu berdoa. Seharusnya tidak ada yang harus dipermasalahkan, ya…harusnya…

Kami sekeluarga mencari jalan keluar untuk ami, tak mungkin kami menghalangi ami untuk sholat di masjid. Bila ami dilukai, hati kami jauh lebih terluka.. meski ami tak pernah tahu seperti apa rasa terluka itu..


Selain dimasjid itu, ada masjid lain yang cukup dekat. Tapi tak mungkin juga kami membiarkan ami sholat disana. Dulu pernah ami sholat disana. Tapi kerap kali dia sering di nakali oleh anak – anak kecil dimasjid itu.


Sekarang, setiap bunyi adzan selesai. Selalu ada bunyi motor keluar dari pagar rumahku, membawa adikku menggapai tempat lain,

Di masjid sana...

Masjid lain, yang bisa menerima dia untuk bersujud menghadap tuhannya…